Setiap orang dapat berbicara, baik ataupun buruk. Bahkan, kata-kata
juga dapat memotivasi orang lain. Akan tetapi, terkadang tidak semuanya mampu
menyelaraskan perkataan dengan tindakan nyata.
Kita bisa berkata bijak tentang kejujuran dan mampu memotivasi
orang lain untuk menjaga kejujuran. Namun, terkadang perilaku kita sendiri jauh
dari mencerminkan nilai-nilai kejujuran, bak adagium “jauh panggang dari api”.
Berkata tidak jujur merupakan fenomena yang terjadi baik disadari
maupun tidak. Tanpa kita sengaja maupun tidak sengaja. Marilah bercermin kepada
diri masing-masing karena yang paling mengetahui pribadi kita adalah diri kita
sendiri.
Apakah kita termasuk pribadi yang mampu menyelaraskan perkataan dan
perbuatan atau pribadi yang yang tidak mampu menyelaraskan perkataan dan
perbuatan?
Apakah fenomena “jauh panggang dari api” ini mempunyai pembenaran
atau sebaliknya? Haruskah kita berbicara tentang kebaikan, menunggu ketika diri
kita mencerminkan kebaikan terlebih dahulu?
Menurut saya tentu tidak demikian. Meskipun kita akan dianggap
sebagai orang munafik, sejatinya perkataan positif yang belum diikuti perbuatan
positif merupakan sebuah inisiasi yang memotivasi diri kita untuk mencerminkan
perilaku positif. Berkata baik itu setidaknya untuk diri sendiri, yang akan
menjadi “doa” penolong dan menjaga derap langkah agar tetap berjalan pada
jalurnya.
Sudah seharusnya perilaku ini menjadi titik awal proses menuju
keselarasan antara perkataan dan sikap kkta. Jika kita belum mampu
menyelaraskannya, paling tidak kita berada pada satu titik menuju arah yang
tepat. Begitu juga sebaliknya, perkataan buruk akan menginisiasi kita melakukan
sesuatu yang buruk. Namun, perkataan yang dimaksud ialah perkataan yang dapat dipertanggungjawabkan,
bukan sekadar perkataan yang menjadi angin lalu. Makanya kita sering mendengar
istilah “Mind is creating”, pikiran itu mencipta, dan penciptaan berawal dari
kata-kata.
Perkataan yang dapat dipertangungjawabkan adalah perkataan yang
keluar sengan sepenuh hati. Jika sudah sepenuh hati, kitapun akan selalu
berusaha dengan sepenuh hati menyelaraskan perkataan dan tindakan kita. Artinya,
perkataan yang telah diucapkan sebelumnya akan menuntun kita berjalan di jalan
yang tepat menuju tujuan yang sudah kita tetapkan sebelumnya. Apakah tujuan
tersebut? Bersikap dan bertindak sesuai dengan apa yang telah diucapkan serta
menyelaraskan antara perkataan dan tindakan agar kita mampu mengikis sifat
kemunafikan dalam diri kita karena kemunafikan adalah salah satu sikap negatif
yang harus kita hilangkan dalam diri kita.
Menyelaraskan ucapan, sikap atau tindakan sangat pentinguntuk
menjaga integritas kita. Integritas memegang peranan yang sangat penting dalam
berbagai konteks, tidak hanya dalam konteks bisnis, tetapi juga dalam konteks
sosial, politik, dan lain-lain. Walaupun mungkin tidak dapat diukur dengan mata
uang integritas mempunyai nilai yang jauh lebih berharga daripada itu. Integritas
adalah sifat yang menunjukkan kesatuan antara ucapan dan tindakan.
Jika mampu menjaganya, integritas akan menjadi aset yang sangat
berharga bagi diri kita. Sebaliknya, jika tidak dapat menjaganya, akan menjadi
bumerang karena integritas selalu menjadi acuan dan nilai bagi setiap individu
dan organisasi yang berhubungan dengan orang lain. Integritas memegang peranan
penting dalam segala aspek, terutama dalam hal networking.
Mengingat begitu besarnya dampak yang ditimbulkan dari sebuah
perkataan, maka sudah sepatutnya kita selalu menjaga perkataan kita. Dan jika
memang tidak mampu berkata baik, lebih baik diam.
Sering kita mendengar pepatah, “diam adalah emas”. Jika diam saja
adalah emas, berkata baik adalah permata, jika berkata baik adalah permata,
berkata baik dan bersikap baik adalah permata terbaik di dunia.
Betapa indahnya jika kita mampu menyelaraskan perkataan dengan
sikap kita, seperti langit malam yang dihiasi bintang. Kita akan memancarkan
cahaya terpendam dari dalam diri kita hingga setiap orang akan mendengarkan,
merasakan, menghargai bahkan mengikuti apa yang kita ucapkan karena kita tidak
hanya mengucapkan sesuatu, tetapi juga memberikan contoh nyata dalam kehidupan
kita. Kekuatan ucapan akan keluar secara alamiah ketika kita mampu
menyelaraskan ucapan dan sikap kita. Dan, jika keselarasan ini mampu kita jaga,
dalm hal apapun kita akan menjadi orang yang dipercaya, diikuti dan bahkan
berpengarus dalam kehidupan.
____________________
Lutfi Khaerudin
dalam "Bicaralah! Agar Diperhitungkan"
dalam "Bicaralah! Agar Diperhitungkan"
0 komentar:
Posting Komentar