Islam merupakan sistem kehidupan yang bersifat komprehensif, yang mengatur semua aspek, baik dalam sosial, ekonomi dan politik maupun kehidupan yang bersifat spiritual. Hal ini ditegaskan Allah dalam Al-Qur’an :
“(dan ingatlah) akan hari (ketika) Kami bangkitkan pada tiap-tiap umat seorang saksi atas mereka dari mereka sendiri dan Kami datangkan kamu (Muhammad) menjadi saksi atas seluruh umat manusia. dan Kami turunkan kepadamu Al kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri” (QS. an-Nahl [16]:89).
Dalam Ayat lain Allah berfirman :
“Pada hari ini telah Ku-sempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam
itu Jadi agama bagimu” (QS. al-Maidah [5]:3).
Firman Allah di atas jelas menyatakan bahwa Islam adalah agama yang sempurna dan mempunyai sistem tersendiri dalam menghadapi permasalahan kehidupan, baik yang bersifat materil maupun nonmateril. Oleh karena itu ekonomi sebagai suatu aspek kehidupan, sudah barang tentu juga sudah diatur dalam Islam. Ini bisa dipahami, sebagai agama yang sempurna, mustahil Islam tidak dilengkapi dengan sistem dan konsep ekonomi. Suatu sistem yang dapat digunakan sebagai panduan bagi manusia dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Suatu sistem yang garis besarnya sudah diatur dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Ekonomi Islam sesungguhnya secara inheren merupakan konsekuensi logis dari kesempurnaan Islam itu sendiri. Islam haruslah dipeluk secara kaffah dan komprehensif oleh umatnya. Islam menuntut kepada umatnya untuk mewujudkan ke-Islamannya dalam seluruh aspek kehidupan. Sangatlah tidak masuk akal, seorang muslim yang menjalankan shalat lima waktu, lalu dalam kesempatan lain ia juga melakukan transaksi keuangan yang menyimpang dari ajaran Islam.
Dalam wujud kehidupan ekonomi, sesungguhnya Allah telah menyediakan sumber daya yang melimpah di alam raya ini. Allah swt mempersilakan manusia untuk mamanfaatkannya, sebagaimana yang Ia firmankan :
“Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada
di bumi untuk kamu dan Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya
tujuh langit. dan Dia Maha mengetahui segala sesuatu”. (QS. al-Baqarah [2]:29).
Dalam ayat lain Allah berfirman :
“Allah-lah yang menundukkan lautan untukmu
supaya kapal-kapal dapat berlayar padanya dengan seizin-Nya dan supaya kamu
dapat mencari karunia -Nya dan Mudah-mudahan kamu bersyukur” (QS. QS. al-Jatsiyah [45]:12).
“dan Dia telah menundukkan untukmu apa yang di
langit dan apa yang di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya.
Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan
Allah) bagi kaum yang berfikir”.
(QS. QS. al-Jatsiyah [45]:13).
0 komentar:
Posting Komentar