Seorang lelaki tua sepanjang hari menyusuri rel kereta, tangannya selalu membawa sebuah kunci memeriksa satu persatu mur penyangga rel jika ditemukan mur yang kendor/mau lepas, dengan cekatan baut itu kembali dirapatkan sehingga tertanam dengan sempurna seperti sedia kala tidak pernah terlewatkan satu murpun.
Seorang anak muda yang baru dikenalnya mencoba menemaninya, ia pun bertanya “sudah berapa lama kau lakukan pekerjaan ini pak tua ?”. “Sejak usia 20 tahun pertama kali aku bekerja sebagai tenaga honorer di perusahaan Kereta Api Negeri ini anak muda”, sahut pak tua sambil tersenyum.
“Haah, selama itukah bapak melakukan pekerjaan yang sama terus menerus, bapak tidak bosan . . ???”. “Tidak anak muda, aku sangat mencintai pekerjaan ini . . . sampai matipun aku akan tetap melakukan pekerjaan ini, disinilah hidupku!” jawabnya. “Pasti gaji bapak besar, sehingga bapak betah dengan pekerjaan ini” sang pemuda masih penasaran. “Gajiku hanya cukup untuk makan aku dan istriku di rumah”. “Apakah bapak punya anak yang masih harus dibiayai hidupnya?”. “Anakku semua sudah menjadi orang sukses, sudah tidak memerlukan uangku, bahkan tidak jarang anakku yang memberi uang padaku”, sahut pak tua sambil tetap tersenyum.
“Mestinya bapak tinggalkan pekerjaan ini, sudah waktunya beristirahat di rumah menikmati hari tua bersama istri” sang pemuda masih penasaran, “'Bapak terlihat rapuh dan ringkih melakukan pekerjaan ini”, lagi-lagi pak tua tersenyum, “Anak muda, aku sangat mencintai pekerjaan ini, tidak mungkin aku meninggalkannya”. “Tapi apa yang kau cari pak tua ??? anak sudah menjadi orang sukses, istri setia menunggu di rumah, gaji juga tidak seberapa, lihatlah tubuhmu yang sudah renta !!!”.
“Anak muda... rupanya kau masih belum mengerti juga kenapa aku begitu mencintai pekerjaan ini , bukan uang yang kucari anak muda” pak tua semakin tersenyum lebar. “'Lalu apa yang kau cari??” potong sang pemuda dengan cepat. “Spirit anak muda.. semangat... lihatlah, berapa nyawa yang terselamatkan karena pekerjaanku ini, bayangkan! sehari aja kutinggalkan pekerjaan ini, kemudian ada mur penyangga rell yang lepas, itu bisa membahayakan perjalanan kereta api, ingatlah satu penumpang di kereta api ini pasti memiliki beberapa orang yang mencintainya, bayangkan lagi jika seandainya kereta api mengalami kecelakaan dan seluruh penumpangnya meninggal, akan ada beberapa ribu orang yang meratapi kepergian orang-orang yang dicintainya. Spirit itulah yang selalu menemaniku bekerja selama ini”. Anak muda itupun tertegun beberapa saat mendengar ucapan pak tua tersebut.
0 komentar:
Posting Komentar