Di sebuah angkot yang penuh sesak, tiba-tiba tercium bau menyengat, “Siapa nih yang kentut?” kata kernet reflek. Tentu saja tidak ada yang menjawab, semua hanya tutup hidung lalu kernet menagih ongkos semua penumpang. Setelah semua terkumpul dengan nada tinggi kernet teriak, “Heh, yang kentut belum bayar nih!” katanya. “Enak aja, tadi yang dua ribuan, saya udah bayar!!” kata seorang pemuda kurus menyanggah, yang kemudian mukanya memerah setelah sadar semua mata memandang padanya. Ups, ketahuan brooww..!!
Apa yang dilakukan kernet angkot sebenarnya tidak lain adalah merangsang alam bawah sadar pemuda kurus yang membuat heboh angkot dengan kentutnya. Alam sadar sang pemuda sudah mengatur ‘jangan ngaku nanti malu, toh gak bakal ketahuan. Pura-pura polos mode on’. Tapi ketika diusik kernet ‘yang kentut belum bayar’, ia terusik karena ia tahu itu adalah dirinya dan tanpa sadar merespon, lalu terbongkarlah misteri ini.
Alam bawah sadar banyak mempengaruhi kesuksesan dan kegagalan kita. Contoh di atas merupakan kegagalan seorang pemuda menutupi aibnya, dan kesuksesan kernet merekayasanya. Jika kita ingin sukses, kita harus banyak mempengaruhi alam bawah sadar kita. Kita bisa memberi sugesti pada diri kita. Kadang ketika kita sulit kita bisa bilang kepada diri sendiri “Kamu bisa, bisa, bisa, dan seterusnya”. Untuk mengembangkan alam bawah sadar menjadi positif, kita harus membuka diri kita terhadap kebaikan, dan perubahan. Ada kata bijak, ‘Pikiran itu seperti parasut, ia hanya berfungsi ketika dibuka’. Pun, ketika membaca artikel ini, sebenarnya yang dituju adalah alam bawah sadar. Jika kita baca artikel setiap hari dengan keinginan belajar dan mencapai hidup lebih baik, maka tanpa sadar keinginan tersebut akan terpatri dalam pikiran dan hidup kita. Jika tidak ada keinginan mengubah diri, maka artikel apapun yang kita baca tidak akan banyak berpengaruh.
Jangankan artikel, kitab suci saja kalau dibaca tanpa membuka diri dan berusaha memaknai petunjuk di dalamnya, hanya akan berlalu begitu saja. Misalnya di kitab suci dikatakan, “Wahai orang-orang yang beriman...”; atau “Wahai sekalian manusia...”; dst., pertanyaannya adalah, ‘Kenapa ada orang beriman yang membaca Kitab Suci tapi kelakuanya tidak berubah, seolah ia tidak beriman?’; ‘Kenapa banyak orang yang mengingkari eksistensi Allah Tuhan Yang Maha Esa, dijejalkan dengan tumpukan bukti nyata yang tersurat di sekitarnya, maupun bukti tersirat dalam ayat-ayat-Nya, lantas tidak bisa menjadikannya seorang yang beriman??’. Jawabannya, otak ‘bawah sadar’-nya tidak menerima informasi itu, karena ‘otak sadar’-nya tidak sadar telah memblok informasi tersebut.
Misalkan ada tukang rambutan dan tukang bakso jalan berdua. Lalu kita panggil, “Bang, bakso!”. Siapa yang nengok?. Ya, tukang bakso. Kenapa?, karena alam bawah sadarnya sudah menyatu dengan profesi itu. Jadi kalau ada ayat, “Wahai orang-orang yang beriman...” lantas kita tidak merasa terpanggil ayat tersebut, berarti alam bawah sadar kita belum menyatu dengan identitas tersebut.
Kini saatnya kita membangkitkan alam bawah sadar yang positif dan membuang jauh alam bawah sadar yang negatif. Percayalah, jika kita berusaha menciptakan alam bawah sadar secara positif, hanya masalah waktu, kita dengan ijin-Nya pasti sukses mengarungi bahtera hidup ini, dunia dan akhirat.
Sukses selalu buat kita semua.
Sukses selalu buat kita semua.
Wallahu ‘a’lamu bi ash-shawab.
Semoga bermanfaat.
________________________________
*Special Credit for Almahyra, dengan pengeditan seperlunya, thanks artikelnya!
________________________________
*Special Credit for Almahyra, dengan pengeditan seperlunya, thanks artikelnya!
Makasi artikelnya saudara. Membangun!
BalasHapusIjin repost.
Sama-sama brother.. Silahkan.
BalasHapusSemoga bermanfaat.
Manusia dikaruniai Tuhan kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang besar. Dan kemampuan manusia tersebut terletak pada kekuatan pikirannya. namun kadang kala kita hanya terjebak pada rasa aman dan nyaman saja, sampai tidak pernah terpikirkan bahwa kemampuan otak/pikiran tersebut mampu menghasilkan mahakarya yang sebelumnya tidak kita sadari. Kesuksesan bergantung pada pribadi kita masing-masing.
BalasHapusTerimakasi artikelnya.
Thanks sobat tambahan dan komentarnya. Sukses selalu buat anda.
BalasHapusTerima kasih sobat tambahan dan komentarnya. Sukses selalu buat Anda.
BalasHapusSama-sama saudara, Silahkan.
BalasHapusSemoga bermanfaat!